Pages

Senin, 21 Maret 2011

Inikah ketulusan ?

Ketika aku duduk ditaman, disampingku terlihat beberapa lembar kertas. Awalnya kubiarkan saja, namun hasrat ini terlalu kuat, maka kuambillah.
.....
Dear R***
Aku menulis ini bukan agar kau membacanya dan mengetahui semua yang kurasakan, aku hanya ingin mengungkapkan segala yang ada di hatiku. Hmm, walau hati kecilku menyimpan harapan itu. Namun kusadari, kau tak pantas membaca tulisanku, kau terlalu indah untuk membaca tulisanku ini, walau semuanya adalah tentangmu dan segala yang telah kau berikan padaku.
R***, bila aku diberikan satukesempatan bertanya padamu, aku hanya ingin bertanya padamu, adakah aku sedikit dihatimu? Adakah aku sedikit dipikiranmu ?.
Maaf bila aku lancang, namun hati ini sudah semakin penat untuk menerima semuanya.
Jujur, aku masih merindukan dirimu yang dahulu. Bolehkan aku mengatakan bahwa kau telah berubah...
Hei cucu adam, satu hal yang paling benar adalah aku tetap menyayangimu sampai kapan pun. Namun kadang aku tak mampu jua bila rasa ini tetap kusimpan, dan aku terus merasa tersakiti. Parahnya, aku tak tak mampu melepaskan rasa ku padamu dan diri ini pun semakin terhempas !
Bolehkan aku berkata jujur, semakin hari tingkahmu semakin menusuk batinku, dan hati ini terus terluka tanpa ada yang mengobati. Sadarkah kau ? Tau mungkin aku yang terlalu berlebihan, aku yang terlalu ingin dimengerti, JAWAB AKU ! HAti ini semakin hari semakin ingin teriak, mmelampiaskan segalanya.
Mungkin aku hanyalah seorang mantanmu yang terlalu menyayangimu. Maafkan aku bila hatiku berlaku demikian, aku tak kuasa untuk menghapus semuanya. Bila kau tak ska, kau boleh menghapusnya, maka hentikanlah nafas dari diriku dengan demikian maka aku akan berhenti menyayangimu.
Tanpa kau sadari, aku sebenarnya mengetahui sedikit tentang perasaanmu. Tentang perasaanmu pada si N****, dialah yang menjadi pelabuhan hatimu sebelum aku. Dan saat kau percayakan hatimu padaku, saat itu juga setengah hatimu masih ada padanya. Jangan peprnah dustai aku tentang itu semua! Kuusahakan aku tidak akan marah, karena semua itu soal hati. Namun, aku tak pernah mendapatkan kejujuran itu darimu. Yah hanya lewat semua tulisankulah aku mengungkapkan semuanya. Dan sekarang kau sedang jatuh hati pada seseorang yang mungkin aku tak tahu siapa. Congrats yah ...
Dengarkan aku, aku pernah membaca sebuah kalimat "Saat kita berhenti menyayangi seseorang, bukan karena rasa sayang itu telah hilang, namun karena saat itu kita lihat orang yang kita sayangi lebih bahagia bila tidak bersama kita."
Pepatah inilah yang meyakinkan aku, meyakinkanku untuk melepaskan dirimu.....
R***, tapi sekarang kau anggap apa aku ? Maaf bila aku ingin bertanya demikian. Salah satu dari sahabatku, telah kau nobatkan menjadi sahabatmu, tempat kau bercerita tentang semuanya, dan sahabatku yang lain telah kau tambatkan menjadi teman terbaikmu. Boleh aku bertanta, maka aku ? Mungkinkah aku menajadi pajangan diantara kalian ?
R***, kau yang bilang dulu, bahwa aku tak perlu menjauh, tak perlu segan, bila ada sesuatu maka ceritalah padaku, kau suruh aku menganggapmu sebagai kakakmu. Bagaimana aku bisa cerita padamu, saat kurasakan kepedulianmu padaku sudah tidak ada ? Dan sekarang, aku menjauh darimu kau pun tidak peduli ! ! Wahai kakakku, sampai kapan kau sakiti hati adikmu ini ????
Aku sangat mengaharapkan kepercayaan itu, namun lagi-lagi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa kulakuakn hanya tersenyum, bersikap biasa, namun apakah kau tahu bahwa hatiku menagis ? Hmm, kau tak tahu bahkan tak mau tahu. Dalam keadaan seperti ini, hatiku masih berkata menyayangimu, bukan membencimu.Rasa sayangku terlalu kuat dan menutupi rasa sakitku. .
Setiap hari kucoba untuk tegar. Tegar menghadapi semua ini, tegar untuk menerima tingkahmu yang menusuk, sabar melihat kedekatanmu dengan sahabt-sahabatku, tegar mendengar tawa canda kalian, tegar untuk tetap menjauh dari kalian. dan suatu saat aku akan tegar untuk meninggalkan kalian.
Mungkin akan kuakhiri tulisanku, perasaanku sudah sedikit lega. Namun hati ini belum juga sembuh. BIarlah, biarkan aku disini, mengobati luka ini sendiri. Pergilah kau, aku tak mau mengganggumu, pergilah kau cari kebahagian yang tak pernah kau dapatkan dariku . Kusudahi untuk hari ini .

..............
Aku tertegun membacanya, Inikah yang disebut ketulusan seorang cucu hawa ? Kenapa tiba-tiba dadaku sesak membacanya. Ya Tuhan ! Baru kusadari semuanya.


Maret, 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 note pad. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger