Pages

Kamis, 27 Desember 2012

Love is Simple

Assalammualaikum….
Tuhan adalah Maha Cinta
Tuhan adalah Maha Kasih
Tuhan adalah Maha Sayang
Banyak hal yang ingin aku ungkapkan dalam tulisanku kali ini. Semenjak adamku kehilangan bundanya pikiranku semakin kacau. Entahlah, tulisan kali ini hanya bertema tentang cinta, namun sungguh maaf bila alurnya tidak jelas. Aku hanya ingin sedikit mengurangi jeritan jiwaku.
Semenjak tanggal 24 Desember 2012, terhitunglah hari ia mulai kehilangan bundanya. Semenjak itu pikiranku kalut. Kecemasan tentang dirinya mulai menghampiriku. Kau tahu apa yang kutakutkan ? Semangatnya. Semangat untuk meraih cita-citanya di Malang sana.
Bahkan aku takut dia merasakan sedih berkenpanjangan. Hingga kumintalah pada Tuhanku, untuk mengalihkan sedihnya untukku saja. Perasaan macam apa itu ? Aku menghadiri pemakaman bundanya. Aku tak mampu membayangkan menjadi dirinya, bahkan untuk terakhir kalinya, dia tak bisa melihat wajah bundanya. Dari Malang ia terbang pukul 10 malam. Sedangkan bundanya harus dimakamkan hari itu juga.Oo Tuhan, kuatkan hatinya.
Tuhan ...
Rencana apalagi yang ingin kau sampaikan padaku.Bukankah kepergian bundanya merupakan hal berat baginya ? Apa Kau yakin dia mampu melewatinya ?. Tuhan izinkan kau dengarkan doaku kali ini, aku mohonn. Aku berdoa untuknya, Tuhan.
Tuhan, kuatkan hatinya. Buatlah ini menjadi kekuatan baru untuk hidupnya. Tuhan, peluk dia, aku mohooon. Bantu dia menggapai mimpi-mimpinya, berikan dia hidup dan senyuman baru.
Itulah sedikit doaku untuknya. Sosok yang sudah tertata rapi dihariku. Dialah manusia yang paling kunanti kehadirannya. Bahkan saat sekarang ini, sampai tanggal 29 nanti dia masih di Binjai. Sejujurnya, masih berani aku berharap dia mau bertemu denganku berharap ia mau menyempatkan mengembalikan buku yang dulu katanya belum sempat ia kembalikan padaku. Jahat sekali aku ya ? egois ? sangat egois. Tapi sisi hatiku kadang merelakannya. Yang terpenting adalah dirinya, dirinya dan senyumannya, dirinya dan semangatnya. Kemarin tanggal 25 desember, teman-temanku berkunjung kerumahnya. Aku telah datang kerumahnya saat kemarinnya. Walau bibirku mengatakn aku tak ingin datang lagi, namun hatiku terus mengharapkan ada yang ingin mengajakku kesana lagi. Tapi suratan Tuhan tidak seperti itu, aku hanya diwajibkan dirumahku berdoa untuknnya. Ikhlasss ... walau berat.
Sejak saat itu hatiku mulai sakit. Sakit menahan rasa rindu padanya, sakit menahan kecemasan yang tak juga mampu tersampaikan. Rasa ini sudah terlalu lama dihatiku, sejak 4 tahun yang lalu. Dan sampai sekarang rasa itu tidak pernah pudar untuknya. Rinduku masih untuknya, bahkan zona nyamanku masih berada padanya. Aku tak mengerti maksud Tuhan apa memberiku cinta yang sebesar ini. Padahal Dia tahu sendiri, aku terlalu lemah untuk memikulnya. Apa yang harus kulakukan bila cinta ini selalu bertepuk pada tanganku saja??
Tapi itulah cinta, selalu ada keindahan dibalik semuanya. Aku mencintainya. Tidak ada koma untuk kalimat itu. Tunggu dulu, apakah itu cocok untuk rasaku ini ? Aku tak perduli, mau itu namanya cinta ataupun kasih dan sayang, yang ku tahu bahwa aku selalu merindukannya dan berdoa untuk kebahagiannya, selalu. Aku tak mau mengatakan selamanya, namun di dalam kesdaranku hari ini, aku masih mencintainya dan aku masih berdoa untuk kebahagiaannya.
Jangan kau kira yang kusebut sebagai adamku juga merasakan hal yang sama sepertiku. Itu masih menjadi harapan terindah buatku sampai aku menulis ini. Bintang akan tetap berada dilangit, namun demikian aku tetap mencintainya. Sejak 4 tahun lalu kupendam rasaku ini padanya. Aku ralat, aku tak berani mengatakan bahwa dia tak pernah tahu rasaku ini. Dulu saat SMA, kami pernah bersama, tapi hanya 3 bulan. Sejak saat itu mulailah dia asyik dengan kehidupannya. SMA adalah masa yang paling indah bagiku, walau kami hanya berteman namun kepeduliannya melebihi seorang teman.Dan celakanya sampai saat ini aku masih berharap akan hal itu walaupun aku sadar sudah lebih dari satu tahun masa itu berlalu.
Aku mencintainya tanpa alasan apapun. Tak perduli orang berkata apa. Bahkan ketika ia mungkin tidak perduli lagi padaku. Kau mengerti kenapa aku sebutkan mungkin ? Sebagian dari hatiku masih sedikit meyakini bahwa dia belumlah berubah, dia masih tetap perduli dengannku. Karena kutahu bahwa dia menunjukkan rasa pedulinya padaku dengan sentuhan yang berbeda, walau sering kenyataan memberitahukan padaku bahwa ia memang benar-benar sudah berubah. Apapun yang terjadi, sampai saat ini masih dia yang menajdi energi ditiap hariku. Dialah rotasi dalam bumiku, hingga bila aku kehilangannya maka aku kehilangan rotasiku, dan kau pasti tahu apa yang terjadi dengan bumiku, aku akan hancur. Mencintainya sudah menjadi denyut dalam jantungku, mengalir layaknya oksigen dialiran darahku, dan bila dia menghilang, maka aku akan berhenti bernafas.
Aku mencintainya tanpa maksud apapun. Saat ini yang kutahu bahwa perasaankulah mengisyaratkan padaku bahwa aku mecintainya dalam rindu dihari-hariku.Bukan karena materi yang dia miliki, aku hanya mencintai sosoknya, dialah manusia yang paling kaya karena dia punya cinta untuk membuat aku bisa bernafas lebih lega sampai saat ini. Bahkan aku tak perduli pada parasnya, namun dialah manusia yang paling tampan di duniaku. Aku hanya ingin melihat dia bahagia, senyuman hatinya itu sudah cukup untukku. Walau sampai sekarang aku masih melebarkan ruang tingkap pengertian, bila memang bukan aku tulang rusuk baginya. Tapi mencintainya adalah keindahan bagiku. Sungguh, mencintainya adalah morfin kala sakau menyerangku. Hingga ku sadari aku telah candu untuk terus mencintainya.
Aku mencintainya dengan segala kemurahan hatiku. Aku tak pernah ingin dia membayar setiap cinta dan doa yang kuberikan padanya. Sampai hari ini, masih terus kuselipkan kebahagiannya disetiap sembah sujud dalam tiap shalatku. Senyuman tulus sudah cukup untuk membayar tiap doaku pada Tuhanku untuknya. Kebahagiannya sudah cukup menjadi imbalan dari cinta yang kualirkan untuknnya. Inilah cintaku padanya, aku tak perlu sedu sedan meminta dia untuk melihatku. Karena aku yakin aku punya Tuhan yang mengantur segala hidup dan cintaku. Dan memang aku mencintainya dengan segenap kemurahan hatiku, tanpa perlu bayaran dan imbalan. Karena mencintainya sudah menjadi kaki dalam tiap langkahku, hingga bila dia tidak ada maka aku akan berhenti melangkah.
Aku mencintainya dengan sesadar-sadarnya aku.Inilah cinta, selalu ada kebahagian disetiap perihnya. Cinta adalah senyuman dalam setiap keindahan dan kebahagian. Didalam perih disetiap cintaku selalu kutemukan keindahan dalam kebahagian. Karena kebahagian tidak perlu dicari hanya perlu ditemukan dalam setiap luka yang terbersit. Aku yakin, perih dan kebahagian selalu berjalan berdampingan, tinggal aku saja ingin menggengam pada sisi yang mana. Yah, aku bahagia karena aku mencintainya. Aku tak pernah setengah hati untuk mencintainya. Inilah setulus-tulusnya hatiku, tanpa perlu aku harus memiliki raga dan hatinya. Keajaiban cinta dalam duniaku, karena cinta tak perlu memiliki. Karena cinta adalah kebahagian, bahagia karena aku masih diberi kesempatan dari yang Maha Cinta untuk bisa merasakan , bisa menberikan cinta untuknya.
Aku mencintaimu karena aku ingin bahagia. Maka aku ingin terus mencintaimu dalam doaku. Karena ketika aku mencintaimu, aku melihat Tuhanku pada dirimu, hatiku akan damai sama seperti aku bersama Tuhanku. Bahkan aku tidak perduli bila aku bukan jodohku. Karena aku masih punya Tuhanku, Tuhanku yang selalu mencintaiku, seperti aku mencintaimu.
Cinta datang ketika cinta membutuhkan cinta ..






                                                        dari yang rindu jiwanya



                                                          Nahrissa
 

(c)2009 note pad. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger